Volume Air Setu Patok Terus Menyusut
Sabtu 09-09-2017,15:00 WIB
CIREBON - Dimusim penghujan, setu patok mampu menampung air lebih dari 14 juta meter kubik. Tetapi kini, ketika telah memasuki musim kemarau, ketersediaan air telah menurun drastic. Bahkan semenjak bulan Juli, Setu Patok mengalami penyusutan volume air.
|
Musim kemarau air di setu Patok menyusut. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon |
Hal itu tidak lepas dari kondisi cuaca yang cukup panas. Dimana terik matahari yang secara langsung berhubungan dengan setu, mempercepat proses penyusustan.
Selain itu, kondisi angin dimusim kemarau pun menjadi salah satu penyumbangnya, sehingga penyusutannya sangat diwajarkan terjadi.
Hal ini seperti yang diakui oleh Herman Sucipto petugas Operasi Waduk Setu Patok bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu penyebab terjadinya penyusutan.
Disamping faktor lainnya, Hanya saja, kendatipun mengalami penyusutan, kategorinya masuk pada kondisi normal. Pasalnya dimusim sekarang ini, terang dia banyak dari petani yang tidak menggunakan air dari saluran setu patok, sehingga kebutuhan stok air dari Setu Patok masih terbilang normal.
“Masih normal, jadi stok air di setu meskipun mengalami penyusutan volume airnya, karena tahun sekarang banyak yang ngga nanem,”ucapnya.
Ia membandingkan dengan musim kering yang terjadi di tahun 2015 silam. Dimana kondisi setu benar-benar kering. Padahal, stok air dapat digunakan untuk mengairi 3 kecamatan yakni Astanajapura, Mundu dan Greged.
Adapun debit airnya, yang kini tersedia sebanyak 7 juta meter kubik lebih. Debit tersebut belum termasuk dengan sedimentasinya.
Stok air tersebut dijadwalkan akan cukup hingga akhir bulan ini. Dan akan ditutup ketika telah memasuki stok 2 juta meter kubik.
“Sekarang masih bisa digunakan oleh para petani, dijadwalkan hingga akhir bulan. Kalau belum sampai akhir bulan tetapi stok airnya hanya ada 2 juta meter kubik, kita tidak bisa mengeluarkannya, itu untuk keamanan bendungan,”terang dia.
Dijadwalkan, awal November sampai Januari merupakan waktu untuk pengisian waduk.
Setelah itu, yakni dibulan Februari air baru bisa dikeluarkan untuk dimanfaatkan oleh para petani. Jadwal tersebut diakuinya mestinya dapat difahami oleh masyarakat, agar bisa memanfaatkan air yang disediakan.
“Awal Oktober itu waduk ditutup, tidak ada air yang di keluarkan. Barulah dibulan kedua, air kita bisa keluarkan,”ucapnya.
Untuk diketahui bahwa total area sawah dari tiga kecamatan yang mendapatkan saluran air dari Setu Patok berjumlah 1365 hektar. Stok air yang terkumpul berasal dari dari curah hujan dan supresi dari waduk Cibuluh dan anak sungai kecil yang berada disekitar setu.
Salurannya memiliki dua saluran induk, yakni saluran induk Argasunya dan Luwung. Hanya saja, untuk saluran Argasunya sudah tidak lagi digunakan. (zen)
Sumber: